Jumat, 07 Oktober 2011

Jabon Sebagai Bahan Pokok Industri Kayu Lapis


JABON
Bahan POKOK kayu dan nonkayu untuk industri plywood (kayu lapis) saat ini menjadi barang mahal. Pengategorian demikian karena dari sisi jumlah, ketersediaan kayu sangat jauh berkurang jika dibanding pada masa keemasannya.
Semakin berkurangnya ketersediaan bahan pokok untuk membuat kayu lapis dan ketersediaan produk kehutanan lainnya, saat ini tidak hanya terjadi di Kalimantan Selatan, tetapi juga sudah menyebar hingga ke negara tetangga, yakni Serawak, Malaysia.
menurut Wakil Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan Suhardi Atmodjo, imbas semakin berkurangnya ketersediaan kayu alam tidak hanya terjadi pada berkurangnya kemampuan memproduksi, tetapi yang lebih parah dari 15 pabrikan besar penghasil kayu lapis di Kalsel, enam di antaranya sudah tidak mampu berproduksi. tetapi, mereka sampai kini masih terus memperpanjang izin usahanya.
Terkait dengan kebutuhan bahan pokok kayu yang dibutuhkan oleh industri di Kalsel, setiap tahunnya mencapai 1.394.362,07 meter kubik. Yang bisa dipenuhi dari Provinsi Kalsel dari jumlah itu hanya sebanyak 262.708,02 meter kubik atau 18,84 persennya, sedangkan sisanya 1.131.653 meter kubik atau 81,16 persen berasal dari Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Maluku, dan Papua.
Kalangan industri kehutanan menyikapi keadaan ini dengan melakukan aktivitas dengan membagi-bagikan bibit pohon jenis tertentu pada warga yang tinggal di desa atau pinggir hutan di wilayah Kalsel.
Salah satu bibit tanaman kayu yang sudah dibagikan dan hasilnya bisa dilihat saat ini adalah jenis jabon atau Antocephalus cadamba. Sejak tahun 2003 hingga akhir Oktober 2006, jabon yang sudah dibagikan pada warga sebanyak 1.130.000 bibit.
Menurut Direktur Umum PT Hendratna Plywood Krishnadi Pryana, pilihannya jatuh pada jabon karena tanaman kayu jenis ini pertumbuhannya sangat cepat. Lingkar batangnya pada usia enam tahun bisa mencapai di atas 40-50 cm.
Pendapat yang sama juga disampaikan Menteri Kehutanan MS Kaban terkait soal upaya pemerintah dalam mengantisipasi semakin menyusutnya ketersediaan kayu, dengan mengembangkan hutan tanaman industri dan hutan tanaman rakyat, serta kayu perkebunan.
Masih terkait dengan keterpurukan industri kayu lapis, data yang dihimpun Asosiasi Panel Kayu Indonesia (Apkindo) hingga akhir April 2006 menunjukkan bahwa dari 128 industri yang terdaftar, hanya tersisa 53 pabrik yang masih produksi, 26 pabrik berhenti sementara, dan sisanya 49 pabrik berhenti total.
Sebanyak 53 pabrik yang saat ini masih beroperasi, bahkan kapasitas produksinya tidak maksimal atau bisa dikatakan seadanya.









Kamis, 06 Oktober 2011

SORTIMEN - SORTIMEN KAYU DAN UKURANNYA


1. Sortimen Besar ( Flitches )
Merupakan kayu gergajian tanpa hati memiliki tebal > 10 cm , lebar > 20 cm dan Panjang 90 cm, keatas naik dengan 10 cm.
2. Papan Lebar (Boards)
 Merupakan Kayu gergajian memiliki Tebal ≤ 5 cm, Lebar ≥ 15 cm,dan  Panjang 45 cm, keatas naik dengan 15 cm.
3. Papan Tebal (Planks)
Merupakan Kayu gergajian memiliki  Tebal 5,6 cm-10 cm, Lebar 15 cm keatas, dan Panjang 45 cm, keatas naik dengan 15 cm, dimana ukuran tebal setengah lebih kecil dari ukuran lebar
4. Papan Sempit (Strips)
Memiliki Lebar lebih kecil dari 15 cm, tebal setengah lebih kecil dari lebar, dan  panjang lebih besar atau sama dengan 45 cm, naik dengan 15 cm

5. Battens
    Memiliki Lebar 6,3 cm, tebal 3,1 cm, dan panjang 50 cm, keatas naik dengan 10 cm
6. Decks
 Memiliki Lebar 10 cm; 12,5 cm; 15 cm, tebal 5 cm; 5,6 cm; 6,25 cm; 7,5 cm, dan panjang 3 meter,          naik dengan 15 cm.
7. Small Squares
 Ialah kayu gergajian yang ukuran tebalnya sama dengan ukuran lebarnya, maksimal 7,5 cm
8. Scantlings
 Memiliki  tebal 10 cm, Lebar ≤ 15cm, panjang 45 cm, keatas naik dengan 15 cm
 Ukuran tebal > ½ lebarnya
  
9. Squares
    Kayu gergajian yang tebalnya sama dengan ukuran lebar.
10. Tiang
 Memiliki ukuran tebal sama dengan ukuran lebarnya antara lain 8x8 cm; 10x10 cm; 12x12 cm;        15x15 cm dan Panjang 2 meter keatas dengan kenaikan 10 cm
11. Kusen
Tebalnya minimal sama dengan setengah ukuran lebar
antara lain 6x12 cm; 8x15 cm; 10x12 cm; 10x15 cm, dan Panjang 2 meter dan keatas dengan kenaikan 10 cm
12. Galar
Ukuran tebalnya sama dengan setengah dari ukuran lebarnya
antara lain 4x8 cm; 5x10 cm; 8x12 cm; 7,5x15 cm, danpanjang 2 meter dan keatas dengan kenaikan 10 cm

13. Kaso
  Ukuran tebal dan lebarnya adalah 4x6 cm; 5x7 cm dan Panjang 1,5 meter keatas
14. Reng
Ukuran tebal dan lebarnya adalah 2x3 cm; 3x4 cm
,dan Panjang 1 meter keatas
15. Balok (Baulk)
   Kayu gergajian yang mempunyai tebal lebih dari 10 cm dan lebarnya lebih dari 20 cm